“Ciyus Miapah?”
“4k0eh b4!k-b4!k s4jjah, kmo3h g!m4nHa?”
“TaKe mE 2 yOuR hEaRtZzz”.
Tulisan dan gaya bahasa semacam itu banyak sekali kita temukan di SMS, jejaring sosial, dan pengucapan anak remaja sehari-hari. Apakah yang ada di benak kalian saat mendengar dan membaca tulisan semacam itu? Ya, bahasa alay.
Bahasa aneh ini tentunya akrab di telinga kalian karena lagi trend. Yang menurut bahasa.kompasiana.com; bahasa alay adalah bahasa Indonesia yang ditulis dan dilafalkan secara berbeda, dicampur dengan bahasa asing, serta disingkat-singkat sehingga terlihat lebih menarik dan disukai oleh penggunanya.
Keberadaan bahasa alay ini dinilai asyik, lucu & keren bagi beberapa remaja. Bahasa Alay dianggap memiliki manfaat tersendiri bagi pelajar. Dari beberapa remaja kebanyakan dari mereka menganggap bahasa alay memiliki manfaat yaitu untuk menambah percaya diri, kepentingan gengsi, atau sebagai sarana berekspresi; menghibur diri.
Menurut www.infospesial.net Pola bahasa alay pertama menggunakan permainan huruf besar-kecil pada satu kata seperti "cinta" menjadi "cInTa", substitusi huruf menjadi angka seperti "sayang" menjadi "Ch4y4Nk" dan penggunaan huruf-huruf yang jarang digunakan seperti x,q,w,z seperti "kamu mau apa" menjadi "Qm mW 4pH". substitusi s menjadi c "sungguh" menjadi "cungguh", substitusi r menjadi l atau y seperti "rahasia" menjadi "lahacia" dan reduksi huruf-huruf seperti "terima kasih" menjadi "maacih" atau "serius" menjadi "ciyus". Penggunaan bahasa seperti ini membingungkan pembaca bahkan pemakainya sendiri, dan tidak bisa diterapkan secara lisan.
Selain itu salah penafsiran juga dapat ditimbulkan dalam bahasa alay ini.
Perkembangan bahasa alay akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan saja. Hal ini dikarenakan bahasa tersebut sangatlah tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari-hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia dan mengancam penggunaan bahasa Indonesia.
Pengaruh bahasa alay yang digunakan remaja antara lain :
1. Remaja menjadi tidak mengenal lagi bahasa baku dan dapat mengubah gaya bicara.
2. Remaja menjadi tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Remaja menjadi terbiasa dalam penulisan di mata pelajaran dan bahkan dalam komunikasi dengan seseorang akan terbiasa dengan bahasa alay.
4. Penulisan bahasa Indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa Indonesia yang baik dan hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.
Jika hal ini terus dibiarkan, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar bisa terganggu. Bahasa Indonesia haruslah kita jaga karena bahasa Indonesia merupakan identitas dan budaya bangsa kita. Sudah saatnya kita sebagai generasi muda Indonesia yang harus memperjuangkan bahasa dan identitas bangsa kita sendiri, dalam hal ini ialah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita juga haruslah cermat dalam memilih trend yang ada, jangan sampai hanya karena ingin terlihat trendy kita melupakan budaya kita sendiri. Karena bahasa adalah media dasar komunikasi yang efektif yang tujuannya untuk menyampaikan informasi sehingga pihak lain dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud suatu pihak. Informasi tersebut disampaikan dengan kata-kata, gerakan, gambar ataupun tanda-tanda yang membuat pihak lain mengerti apa yang kita maksud. Itulah mengapa bahasa disebut sebagai alat komunikasi.
Sepatutnya bahasa alay ini hanya digunakan untuk suatu komunitas yang mengerti akan bahasa tersebut dan gunakanlah bahasa sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat. (diadaptasikan oleh Arwin Trias Nusantara, S.Pd)
0 komentar