Makhluk Indah, Siapa Namamu?

Kenyataan itu terkadang tidak sama dengan apa yang kita harapkan. Seperti Aku, kenyataan yang tidak pernah aku harapkan, membayangkan saja aku tidak mau tapi semua terjadi dalam hidupku terjadi seperti mimpi di siang bolong. Seperti cerita cintaku yang tak pernah kuduga.

Aku Annisa Fanellia, temen-temen biasa memanggilku Fanel. Yah, Fanel yang menurut anak-anak itu ceria, ngga pernah nangis selalu bisa bikin orang tertadwa. Tapi, dibalik penilaian teman-temanku ada suatu hal yang selalu membuat sifatku berbalik 180 drajat menjadi orang yang pendiam, cengeng dan emosional. Apa itu CINTA??? yaa cinta ku tak pernah seceria senyumanku, itu yang terkadang membendung keceriaanku. Aku kuliah di salah satu Universitas swasta di jogja udah kurang lebih 2,5 tahun di jogja, tapi aku belum pernah merasakan indahnya cinta yang tulus, yang menurut banyak orang itu indah, romantis, dan damai. Justru malah kesedihan dan kehancuran yang selalu aku dapat dari cinta.

Walaupun begitu tapi aku tidak pernah berhenti untuk melebarkan sayapku demi menemukan cinta sejatiku. Sampai pada pagi itu saat aku ingin masuk kelas aku dikejutkan dengan kehadiran pangeran tampan yang berjalan di depanku. “ dag...dig..dug...oh My God makhluk indah siapa ini yang berjalan tepat di depanku” ucapku dalam hati. Sampai sosok indah itu meninggalkan langkahnya mataku belum berhenti memandang ingin rasanya aku menegur dan berkenalan dengannya. Termenung dan berkhayal bisa berkenalan dengan nya yang kurasakan pagi itu. Arya datang mengagetkan lamunanku “ woy.. Mak ngelamun aja, makan yuk!” ajak Arya. Yaa kata “Mak” itu yang selalu mereka sebutkan untukku, Arya dan Tisa sahabatku sejak aku masuk di unversitas. mereka selalu membuat hidupku menjadi lebih indah walaupun tanpa ada cinta sejati untukku. Setelah ajakan itu, Aku, Arya, dan Tisa makan siang bersama di warung soto depan kampus. Saat makan, mata ini dikagetkan dengan sesosok makhluk indah yang membuat pagi hariku berbeda. “ Oh Tuhan dia lagi? Siapa dia??” aku termangu memandanginya. Dan lagi-lagi ke dua temanku mengagetkan lamunanku. “ kenapa sih Mak, bengong aja keburu dingin tuh sotonya.” tegur Tisa.

Akupun menceritakan apa yang aku lihat barusan dan yang membuatku termangu sejenak. “eh kalian tau ngga sih, ada cowok ganteng banget tuuu...kayaknya adik tingkat deh..waaahhh siapa ya namanya pokoknya aku harus bisa kenalan ma dia...wahhhh ganteng banget tauu” ceritaku sambil kegirangan. Dengan cueknya temanku menanggapi ceritaku “hmm biasa aja lah Mak, palingan juga udah punya cewek”. Tapi aku tetap menginginkan jabatan tangan dan berkenalan dengannya


Beberapa hari kemudian aku duduk-duduk di depan kampus, sengaja siapa tau ada makhluk indah itu, hehhe Tapi siang itu terasa panas banget sampai akhirnya dia lewat di depanku, saat mata ini bertatapan langsung, hatiku rasanya pengen copot dan terbang ke rasi bintang paliiiiiing tinggi. “yes yes yes dia melihatku kan?bentar lagi pasti aku dapat kenalan dengannya”ujarku. Keesokan harinya aku datang ke kost temenku kebetulan dia satu kos sama makhluk indah itu, akupun memintanya untuk minta nomornya. Jurus terakhir untuk dapat berkenalan dengannya. Setelah aku dapat nomor itu aku bingung gimana mau memulai dulu, terbayang dalam pikiranku apa mungkin dia mau merespon? apa dia mau berkenalan denganku? tapi dengan rasa percaya akupun memberanikan diri untuk sms dia dulu. “ hai, temennya Bina ya?” seperti biasa basa-basi dulu. Ternyata tidak lama kemudian ada sms masuk dan ternayata dari dia. Wahhhhh tidak sabar rasanya ingin segera tau apa balasannya, kubuka pelan-pelan sms itu dan ternyata tertulis dalam sms itu “ya, maaf ini siapa ya?” Aku yang saat itu sudah merasa senang karena ada balesannya langsung melangsungkan sms itu sampai akhirnya aku tau namanya “INO” sungguh nama yang lucu seperti orangnnya.

Berhari-hari aku dan Ino smsan dan sampai suatu ketika Ino ingin main ke kost ku. Sekedar berkenalan lebih lanjut katanya. Hari kamis sekitar pukul 20.00 dia mendatangi kost ku, akupun yang sudah dandan dari tadi bersiap untuk menyambut langsung menghampirinya. Jabat tangan?? itu yang aku dambakan dari dulu akhirnya dapat terwujud.Setelah mengobrol panjang lebar dan ketawa bareng-bareng Ino pun pamit pulang karena waktu semakin malam. Malam itu bagaikan malam yang indah buat ku, bisa bertemu bercengkrama dengan cowok yang aku dambakan belakangan ini. “seneeeeeeeeeeeeeeeeeeng...” itu yang ada dalam perasaanku malam itu. Karena kedekatanku dengan Ino yang semakin dekat, bisa dibilang seperti orang yang lagi PDKT gitu deh. Dan Kamis 17 november Ino pun memberanikan diri untuk menyatakan cintanya untuk ku, dengan wajah yang polos dan tingkah yang lucu seucap kalimat pun muncul dari mulutnya “ Fanell aku mencintaimu, apa kamu mau menerima cintaku?” tanya Ino. Aku berfikir sejenak Ya Tuhan aku harus bagaimana apa aku musti menerimanya? Sedangkan yah benar dia 2 tahun lebih muda dariku, tapi apa mungkin aku harus membohongi perasaanku yang selama ini ingin ku gapai bahwa akupun juga mencintainya. Bingung, gundah dan dikejar waktu untuk segera menjawab karena ada pangeran yang sedang duduk dihadapanku menunggu jawabanku. Dengan sedikit malu-malu akhirnya “ Ya Ino aku mau, aku juga sayang kamu kok” jawabku. Ino pun langsung kegirangan mendengar jawaban itu.

Setelah Ino pulang aku berjalan menuju kamar sedikit terlintas dipikiranku dan terselip doa “ Ya Tuhan semoga ini jalan cintaku yang akan membuktikan kalo cinta itu indah dan damai..amin”.

malam minggu pertama aku kencan dengan pacarku. Malam itu Ino bilang kalo malam ini khusus buat aku dan dia bakalan nurutin keinginanku. “ Sayang kita makan aja yuk”ajakku dengan kata lembut. “Ya sayang, malam ini aku nurut apa maumu deh, hehhe aku pengen nyenengin kamu malam ini” jawab Ino. Dengan ditemani es cappocino dan steak malam itu seperti malam milik kita berdua, di mana aku duduk berdampingan dengan sesosok makhluk indah yang berhari-hari lalu bukan siapa-siapa untukku dan sekarang dia duduk disampingku menikmati romantisnya malam itu sebagai pacarku. Mungkin malam itu kalau aku bisa menghentikan waktu, aku ingin menghentikannya karena aku ingin tetap bersamanya. Tapi, karena waktu sudah larut kami pun memutuskan untuk pulang.

Senin, 21 November 2011 pukul 07.00. Pagi itu dengan keceriaanku aku mengambil kotak nasi yang sudah ku isi dengan nasi goreng buatan ibuku, aku datang ke kost Ino. Tapi, apa yang aku dapat pagi itu tidak seperti yang ku bayangkan saat aku ingin memberikan nasi goreng ini. Sesosok lelaki yang sudah lemah terbaring di pojok kamar menangis. Mungkin aku tidak akan pernah tau apa yang terjadi kalo aku tidak menghampiri Ino pagi itu. Ino, pangeranku makhluk indahku dan pacarku 4 hari yang lalu divonis dokter terkena penyakit yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Stroke ringan?????? Atau kebanyakan sekarang disebut dengan Belpalsi, kejutan yang ku dapat pagi itu. Kaget, terkejut dan apa yang harus ku lakukan?? Aku bagaikan patung yang hanya terdiam dan tidak dapat berbuat apa-apa. Sedikitpun aku tidak ingin beranjak meninggalkan Ino, rasa Cinta ini sedikitpun tidak ingin meninggalkannya.

Sampai tiba pada waktu yang paling aku takuti, Ino pulang ke rumah untuk menjalankan terapinya. Rasa takut dia tidak kembali lagi, rasa takut dia akan meninggalkanku di mana saat itu aku baru saja ingin merasakan kebahagiaan dari yang namanya CINTA, tapi apa daya Ino memang harus pulang. Bersama keluarganya pagi itu selasa, 22 November 2011 Ino meninggalkan jogja dan meninggalkanku entah untuk berapa hari ke depan, lambaian tangan dari dalam mobil itu lambaian tangan dari pangeranku, apa itu lambaian perpisahan? Tidak, aku selalu yakin kalau dia pasti sembuh dan kembali lagi.

Perpisahan itu seperti boomerang yang datang tiba-tiba di saat aku ingin merasakan keindahan. Satu, dua hari tanpamu sampai satu minggu tanpamu sudah aku lewati. Sepi, sedih aku rasakan sendiri hanya doa yang dapat ku ucapkan untuknya. Dan sekarang dua minggu yang lalu aku merasakan malam keromantisan dibawah lampu yang redup es cappocino dan steak. Air mata yang aku tahan untuk tidak keluarpun akhirnya mengalir dengan sendirinya. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Ya Tuhan sampaikan salamku untuknya semoga dia lekas sembuh dan menjalani hidup seperti biasa kembali bersamaku bersama teman-teman dan bersama keluarganya. Yah begitulah hidup, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Rejeki, jodoh itu sudah di atur jadi jangan pernah kamu sia-siakan apa yang ada dalam hidupmu. Dan untuk Inoku AKU TETAP MENCINTAIMU and I CAN’T STOP LOVING YOU :* Sampai 3 bulan sudah aku menjalani hubungan ini, Ino pun sudah mulai pulih dari sakitnya. Bahagia itu yang aku dapatkan saat bersamanya. Orang tua ku juga sedikit-sedikit mengetahui hubungan kami dan pesan mereka “hati-hati, jaga diri” yaah kata itu terlontar dari kedua orang tuaku.

Ya Allah Semoga hubungan kami akan selalu indah, bahagia, dan penuh warna, itu yang aku harapkan saat ini. pengalaman 3 bulan belakangan ini adalah pengalaman indah dalam hidupku. Apalagi setelah liburan kemarin kita sering menghabiskan waktu bersama. Beli aquarium bareng sampai harus bolak balik beli lampu aquarium soalnya colokannya masuk air jadi konslet nyampe meledak-ledak hahaha lucu kalau keinget waktu itu, beli poster bareng walaupun ternyata kemahalan, beli panah-panahhan bareng dan dipasang dikamarnya biar kalau Ino lagi ngga suka sama aku bisa pasang foto aku dan di panah sampai bolong hahha. Tapi semua itu sekarang tinggal menjadi kenangan karena dimata Ino aku tak bermakna tak punyai arti apa-apa Yaahh itu yang aku rasakan malam ini semua berubah begitu cepat, saat aku harus mendengar suara wanita itu. Dan aku harus merelakan kalau Ino lebih bahagia dengan wanita itu. Ya Allah begitu banyak dosaku ampunilah aku, “saat seorang lelaki yang kamu sayangi menyakitimu,,, tak usahlah kamu memberikan harapan untuk tetap bersama karena dia sudah tidak pernah ingin bersamamu”.

Aku hanya bisa memendam rasa ini dan aku tak pernah tau kenapa aku tidak pernah membuatnya bahagia. Oh apa mungkin dengan perpisaha Ino bisa bahagia??sungguh sangat menyedihkan mencintai orang yang sebenarnya tidak pernah mencintai kita.. Untuk perpisahan yang Ino inginkan aku akan mengabulkannya kalau itu memang membuatnya bahagia .

Terimakasih untuk semua yang telah kamu diberikan buat aku, waktu yang sisakan untuk menemaniku. Terima kasih sudah penha mengijinkan aku merasakan kesetiaanmu walaupun jujur sampai detik ini pun aku tidak pernah percaya. Terima kasih telah menjadi teman dan lelaki terindahku 3 bulan belakangan ini. Terima kasih udah pernah sedikit membuka hatimu untukku. Tapi cinta memang tidak dipaksa seperti halnya “aku yang tidak bisa memaksa diriku untuk membencimu dan kamu yang tidak pernah bisa memaksa hatimu untuk mencintaiku”. Hanya dua kata yang dapat aku sampaikan “Terima kasih”.

Dan Ino memberikan sebuah kesadaran untuk ku bahwa cinta sejati itu bukan yang tidak mencintai pasangannya, bukan yang tidak mau menerima pasangannya apa adanya, dan bukan orang yang membuatmu sakit hati.

Artikel ini kiriman Anis Faiza, lulus 2009 jurusan IPS

0 komentar