Kemdikbud.go.id -- Mendikbud Mohammad Nuh mengajak para kepala dinas provinsi dan
kabupaten/kota untuk membuka posko untuk mengurangi jumlah siswa putus
sekolah. Sampai saat ini jumlah angka putus sekolah diberbagai jenjang
masih cukup tinggi. Itu dialami bagi masyarakat dari kelompok eknomi
paling rendah.
Mendikbud memaparkan, secara nasional angka
partisipasi kasar (APK) memang sudah cukup bagus, tapi kalao dilihat
lebih detail lagi masih ada kabupaten-kabpuaten yang masih dibawah
rata-rata nasional.
Demikian juga soal angka putus sekolah masih cukup
besar. Di jenjang SD dari kelompok ekonomi paling rendah masih ada
sekitar 13 persen secara nasional yang tidak tamat SD, artinya mereka
putus sekolah sebelum tamat, sementara dari mereka yang lulus SD sebesar
87,0 persen hanya 56,7 persen yang melanjutkan ke jenjang sekolah
menengah (SMA-SMK).
“Karena jenjang pendidikan dasar adalah wajib,
maka saya mengajak para kepala dinas bekerja sama dengan para kepala
sekolah dan guru di masing-masing untuk membuka posko memantau siswanya
yang tidak melanjutkan ke sekolah atau putus sekolah, kita harus
mencarikan jalan keluar agar mereka tetap sekolah, tidak putus sekolah,”
katanya.
Mendikbud berharap, melalui posko itulah maka ke
depan, angka putus sekolah diberbagai jenjang akan bisa teratasi,
sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan akan
maksimal.(kem)
0 komentar